Cyrtomium
Oleh : mahmudah
Nim: 09620071
Klasifikasi
Kingdom plantae
Subkingdom Tracheobionta
Division Pteridophyta
Class Filicopsida
Order Polypodiales
Family Dryopteridaceae
Genus Cyrtomium
Species
Cyrtomium fortunei
Cyrtomium caryotideum
Cyrtomium macropyllum
Distribusi
Cyrtomium
merupakan genus terestrial subtropis. Cyrtomium tersebar luas di seluruh benua
dan kepulauan Pasifik.Sekitar 10 spesies di seluruh dunia terjadi (Padey & Padey
2003) didistribusikan di daerah tropis dan sub
tropis daerah (Afrika Selatan, Amerika S.Hawai, Filipina). 5 spesies telah
dilaporkan dari India, (Chandra 2000) yaitu
Cyrtomium caryotideum (Wall.) Presl, C.falcatum
(Linn.f.) Presl, C.hookerianum (presl.) C. Chr. C.macrophyllum (Makino) Tagawa dan C.nervosum Ching dan Shing;
keluar yang hanya satu spesies yang dikenal dari
Arunachal Pradesh (Singh dan 2005
Panigraghi). Pande & Pande 2003 melaporkan
macrophyllum Cytromium (Makino)(Benniamin,2009)
Morfologi
Rizhoma
(rimpang) berukuran pendek, beralur tegak dan dipenuhi dengan sisik besar yang
rapat dan padat. Dari rhizoma muncul tangkai daun yang tegak lurus dengan
permukaan tanah dan darinya muncul tangkai anak daun dari pangkal hingga ujung
tangkai daun. Frond ( berwarna hijau dan monomorfik) .Lamina (helaian daun)
bertipe imparipinnate (daun majemuk menyirip gasal)(Tagawa,1988) ( yaitu daun
majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan kiri ibu tangkai daun(Gembong,1985).
Pinna biasanya bertipe acuminate (meruncing)(Tagawa,1988) yaitu seperti
pada ujung yang runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya lebih tinggi
dari dugaan hingga ujung daun tampat sempit, panjang dan runcing(Gembong,1985).
Bagian daun sebagian ada yang bergerigi pada bagian tepi daun(margin), tulang
daun bertipe menyirip yaitu membujur dari tangkai anak daun lurus sampai ke
ujung daun. daging daunnya bertipe coriaceous( seperti kulit atau belulang)
(Tagawa,1988) yaitu helaian daun tebal dan kaku
(Gembong,1985). vein atau urat daun muncul dari tulang daun dan dari vein muncul veinlest atau urat anak daun( Tagawa, 1988)
Sorus
berbentuk bulat terletak di tepi atau dekat tepi (di antara margin atau
midribe). sporangium terkadang sampai menutupi seluuh permukaan bawah daun yang
fertil. Sporangium dengan anulus vertikal, tidak sempurna dan jika masak maka
akan pecah dengan celah melintang. Indusium ada atau tidak ada yang melekat
pada satu sisi saja dan terkadang berbentuk perisai dengan tepi rata atau
bertoreh. Sori berwarna coklat(Tagawa,1988)
(sorus)
(indusium)
(letak
sorus)
(perbesaran
10x)
(perbesaran
20x)
(perbesaran
40x)
(perbesaran
100x)
Sistem
reproduksi
Pada Cyrtomium dapat bereproduksi secara aseksual (vegetative) yaitu dengan tunas-tunas
adventif (tunas liar) yang dapat terlepas dan berguna sebagai alat
perkembangbiakan vegetative dan dapat pula daun atau tunas berupa menjadi
geragih atau stolon. Dan dengan spora jatuh pada tempat yang sesuai maka akan
tumbuh menjadi protalium dan tumbuh menjadi tumbuhan Cyrtomium yang
baru(Gembong,1989)
(sporangia)
(spora)
(sorus
dan sporangia jantan)
Selain
secara aseksual ( vegetative) juga dapat bereproduksi dengan cara seksual yaitu
pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat kelamin jantan (anteredium)
menghasilkan spermatozoid dan alat kelamin betina ( arkegonium) menghasilkan
ovum(Gembong,1989)
(anteredia)
(arkegonia)
Spora
yang di hasilkan oleh genus Cyrtomium bertipe isospora atau homospora yaitu
sporangium hanya menghasilkan satu jenis spora. Anteredium dan arkegonium
terdapat pada satu protalium, biasanya terdapat pada sisi yang tidak meghadap
sinar matahari, yaitu pada sisi bawah. Anterium berupa suatu tonjolan jaringan
berbentuk bulat yang duduk tanpai tangkai pada suatu sel protalium. Anteredium
mula-mula hanya merupakan suatu tonjolan berbentuk papil, kemudian terbagi oleh
suatu dinding pemisah berbetntuk corong menjadi suatu sel luar yang
menyelubungi sel kedua yang ada di sebelah dalamnya. Sel yang dalam itu lalu
terbagi dua lagi dengan pembentukan dinding melengkung pada bagian atas.sel
yang merupakan tutup pada sebelah atas lalu terbagi lagi dan terjadilah sel
penutup. Sel yang letaknya di tengah-tengah kemudian membelah beberapa kali dan
menghasilkan spermatozoid(Gembong,1989)
Jadi
anteredium yang telah siap terdiri ats dua sel yang melingkar, satu sel tutup,
dan satu sel pusat yang lalu membelah menjadi sel spermatogen. Jika anteredium
telah masak, sel-sel melingkar yang terisi lendir lalu mengembang, demikian
pula sel tutupnya yang kemudian terlepas. Spermatid yang bulat dan mengembang
lalu terlepas, dan di dalam air yang terdapat di bawah protalium itu setiap
spermatid mengeluarkan satu spermatozoid berbentuk alat penarik gabus dengan banyak
bulu-bulu cambuk(Gembong,1989)
Arkegonium
terdapat pada bagian protalium yang berlekuk dan mulai muncul dari suatu sel
permukaan pada protalium yang agak tua. Sel permukaan itu mula-mula membelah
melintang menjadi dua sel, atas dan bawah. Sel yang di atas dengan pembentukan
dinding-dinding pemisah yang bersilang membelah lagi menjadi 4 sel yang
kemudian membelah lagi akan menonjol keluar akan membentuk leher arkegonium.
Sel yang di bawah membelah menjadi sel-sel saluran leher dan suatu sel pusat,
dan sel pusat ini lalu membelah lagi menjadi sel saluran perut dan sel
telur(Gembong,1989)
Bagian
bawah arkegonium di kelilingi oleh jaringan protalium. Sel-sel saluran perut
dan sel-sel saluran leher akhirnya terlarut dan merupakan suatu substansi yang
dapat mengembang jika kemasukan air. Arkegonium yang telah masak membuka pada
ujungnya dan spermatozoid-spermatozoid dengan gerak kemotaksis masuk ke dalam
leher arkegonium menuju ke sel telur (Gembong,1989)
Embrio
tidak mempunyai suspensor dan akarnya tidak terbentuk dari kutup yang
berlawanan dengan kutup tunas, melainkan dari samping batang. Kutup akar
menghadap ke arah leher arkegonium, jadi embrio letaknya endoskopik. Karena
arkegonium terdapat pada sisi bawah protalium, ujung atas embrio setelah keluar
dari arkegonium lalu membelok ke atas(Gembong,1989)
siklus hidup Cyrtomium
Kunci determinasi
I.Dryopteridoideae
1. di tunjukkan oleh adanya rambut-rambut pada permukaan atas pada vein dan
frond
2. indusium bulat, berdempetan
pada bagian dasar dan berbentuk cangkir pada tempat yang dangkal 1.
Acrophorus
2. indusium bulat, berbentuk
bulat ,rapat, bagian dasar beruntutan dan sori yang masih mudah terselimuti
dengan sempurna 2.
Diacalpe
1. di tunjukkan oleh tidak adanya rambut-rambut pada bagian bawah frond
3.sori berbentuk memanjang, pina
di tunjukkan ke malai 3.Didymoclaena
3. sori berbentuk bulat, tidak
ditunjukkan adanya pinna
4. indusium berbentuk bulat dan
berbentuk perisai
5. permukaan daun bertipe imparipinnate, sebagian atau seluruh pinna
tepinya bergigi dan urat daun tersusun rapi 4.
Cyrtomium
(Tagawa, 1988)
Manfaat
Tidak banyak di ketahui manfaat dari marga Cyrtomium ini,
namun karena bentuknya yang bagus, permukaan daunnya yang indah dengan warna
yang hijau mengkilap dan tumbuhnya Cyrtomium yang tegak lurus keatas dengan
sedikit melengkung ke bawah maka tumbuhan paku dari marga Cyrtomium ini
biasanya di tanam dalam pot dan di
jadikan sebagai hiasan rumah sehingga Cyrtomium masuk dalam “fern for
houseplants”(Gembong,1989)
Cyrtomium
fortunei
Budaya Habitat:
gunung hutan dan di desa-desa, atau bahkan di dinding batu di kota-kota besar.
Rimpang:
tegak, pendek, beberapa frond yang kaku dapat menggulung , sisik lonjong-bulat telur, terjadi
penyempitan bertahap menuju puncak
rimpang, bulat di dasar berukuran sekitar 1,5 cm dan panjang 4 cm.
Frond: tinggi
80 cm dan lebar 20 cm, berwarna hijau, monomorfik.
Stipe: berwarna kekuning-kuningan, sisik menjadi lebih kecil dan sempit di bagian atas,
Stipe: berwarna kekuning-kuningan, sisik menjadi lebih kecil dan sempit di bagian atas,
Berkas pembuluh: 4
atau lebih dalam lengkungan.
Blade:
1-menyirip, lanset, kasar, hijau kusam, pucat di bawah, permukaan
halus.
Pinnae: 10
sampai 20 pasangan, membujur menuju lanset yang luas, melengkung ke atas, sampai 12 cm, lebar 4 cm,
menunjuk ke puncak, biasanya daun duduk di pangkalan di atas, jumlah pasangan sangat
bervariasi; margin bergigi; urat daun tersusun sejajar dan
keluar dari anak tulang daun.
Sori:
bulat, 2 - 4 baris pada setiap sisi costa, indusium: peltate, gigih, putih,
pusat, sporangia: coklat( Tagawa,1988)
Cyrtomium caryotideum
Distribusi: Jepang, Cina, Filipina, Vietnam, Hawaii.
Budaya Habitat: di celah-celah batu kapur berlumpur di hutan
pegunungan.
Rimpang: tegak, pendek, daun sedikit berjambul, menjadi besar pada tumbuhan yang berumur tua, sisik berwarna coklat tua dan panjang 1 - 1,5 cm.
Frond: tinggi 70 cm, berwarna hijau, monomorfik, rasio Stipe:
2:1.
Stipe: agak padat bersisik di pangkalan,
berkas pembuluh: 4 atau lebih, dalam lengkungan.
Blade: 1-menyirip, lonjong-lanset, kasar, abu-abu-hijau, sisik
filiform pada permukaan bawah daun, dan halus pada bagian atas
Pinnae: 3 sampai 6 pasangan, besar, kadang-kadang daun bertipe
auriculatus dengan bentuk runcing di dasar, pangkal pinna berukuran paling besar;
margin bergerigi, berduri;
Sori: bulat, kecil, dalam 2 atau 3 baris sejajar dengan
pelepah tersebut, indusium: peltate, keabu-abuan, kadang-kadang lebih gelap di
tengah, pusat, sporangia: coklat
http://hardyfernlibrary.com/ferns/listspecies.cfm?auto=89
Cyrtomium
macrophyllum
Distribusi:
Bhutan, Cina, India, Jepang, Nepal, Pakistan, Taiwan, Tibet.
Budaya Habitat:
di tanah humus yang kaya di hutan lebat.
Rimpang:
tegak, besar, beberapa daun terlihat kaku, sisik berbentuk lanset, secara bertahap terjadi penyempitan menuju puncak rimpang, yang lebih besar umumnya berukuran
1 cm, bertekstur lembut dan tipis, berwarna coklat tua dan permukaan daun yang
halus dan mengkilap(Benniamin,2009)
Frond:
panjangnya
70 cm dengan lebar 30 cm, berwarna hijau, monomorfik, rasio Stipe:
1:01-02:01.
Stipe:
berwarna kekuning-kuningan, dengan dasar gelap, bersisik-
sisik tapi lebih tipis di
bagian atas, sisik bagian atas sempit untuk linear, berwarna
coklat tua dan
mengkilap,
berkas pembuluh: 4
atau lebih, dalam lengkungan.
Blade:
1-menyirip, lonjong-lanset, tipis dan permukaan daun halus
Pinnae: 2
sampai 8 pasangan, membulat pada bagian dasar, tajam pada bagian ujung, satu pangkal biasanya lebih besar; vena terjaring.
Sori:
banyak, bulat, berserakan di permukaan bawah pinnae lateral, indusium: peltate,
hijau keabu-abuan putih atau bicolored, jatuh awal, sporangia pusat,: coklat
http://hardyfernlibrary.com/ferns/listSpecies.cfm?Auto=92
Daftar pustaka
A.Benniamin,N.Siva
and A.Aroekkim, U.S.Manickam. 2009. Cyrtomium macrophyllum(makino) Tagawa (
Dryopteridaceae) New Record for Eastern Himalaya, India. Vol 1. Journal of
American Science
Gembong, tjitrosoepomo. 1985. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta: UGM Press
Gembong,
tjitrosoepomo. 1989. Taksonomi Tumbuhan Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta. Yogyakarta: UGM Press
M.Tagawa,
K.Iwatsuki. 1988. Flora of Thailand Volum Three Part Three. Bangkok: The
Auspices of Danida at The Chutuma Press
http://www.google.co.id/imglanding?q=sporangium+of+Cyrtomium
https://enterfirms.com/fern-sorus-with-sporangia&page=3
http://www.austincc.edu/plants/cyrtomium.html
http://kentsimmons.uwinnipeg.ca/2153/lb5pg4.htm
http://www.discoverlife.org/mp/20o?search=Cyrtomium+fortunei
http://plants.usda.gov/characteristics.html
http://hardyfernlibrary.com/ferns/listspecies.cfm?auto=89
http://hardyfernlibrary.com/ferns/listSpecies.cfm?Genus=Cyrtomium
http://hardyfernlibrary.com/ferns/listSpecies.cfm?Auto=92