Total Tayangan Halaman

Rabu, 16 Februari 2011

tahukah Anda bagaimana Mekanisme Peredaran Darah pada tubuh?


Pernahkah Anda membayangkan, bahwa di tubuh kita terdapat sebuah aliran sungai yang panjang? sungai tersebut adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh dengan muara dan hulunya adalah jantung.
Darah mengalir ke setiap bagian tubuh, di dalam suatu sistem pembuluh darah yang rumit yang membentuk sistem peredaran darah. Peredaran darah pada manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah mengalir dalam pembuluh darah. Darah mengalir melewati jantung dua kali sehingga disebut peredaran darah ganda, yang terdiri atas peredaran darah besar atau peredaran darah sistemik dan sistem peredaran darah kecil atau peredaran darah paru.
Pada peredaran darah kecil, darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kanan ke paru-paru dan kembali menuju  jantung melalui atrium kiri. Sebaliknya pada sistem peredaran darah besar, darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kiri menuju ke seluruh tubuh kecuali paru-paru, kemudian darah kembali menuju jantung melalui atrium kanan. Secara lengkap proses peredaran darah pada manusia dapat dilihat pada animasi berikut ini.
Kemampuan jantung untuk berdenyut dipicu oleh suatu jaringan tertentu pada jantung itu sendiri yang disebut nodus sinoartrial (nodus S-A) pada dinding atas serambi kanan. Impuls yang ditimbulkan nodus S-A disebarkan ke seluruh otot serambi sehingga otot-otot serambi berkontraksi yang menyebabkan darah dari serambi masuk ke bilik.
Sementara itu, impuls dari nodus S-A merambat mencapai nodus atrioventrikular (nodus A-V) yang terletak di bagian bawah sekat serambi kemudian diteruskan melalui berkas His yang bercabang dua, satu cabang menuju otot bilik kiri dan cabang yang lain menuju otot bilik kanan, tiap-tiap cabang tersebut membentuk ranting-ranting ke seluruh otot bilik. Impuls tersebut menyebabkan otot-otot bilik berkontraksi, peristiwa ini disebut sistol sehingga tekanan di dalam bilik meningkat dan darah mendesak katup trikuspidalis dan katup bikuspidalis menutup, sedangkan desakan dari bilik kiri ke aorta dan bilik kanan ke arteri pulmonalis menyebabkan katup-katup semilunar terbuka.
Ketika darah keluar dari bilik kiri melewati katup semilunar, di dalam aorta masih terdapat sebagian darah yang belum dialirkan sehingga tekanan darah di dalam aorta meningkat dan tekanan  ini dinamakan  tekanan sistol yang dalam keadaan normal besarnya kurang lebih 120 mm Hg.
Setelah pengosongan bilik, otot-otot bilik mengalami relaksasi atau biasa pula disebut diastol, tekanan di dalam bilik saat itu lebih rendah daripada tekanan di dalam aorta sehingga darah dari aorta mendesak kembali ke jantung yang mengakibatkan katup semilunar menutup. Sementara itu, darah di dalam aorta sebagian dialirkan ke berbagai arteri, maka tekanannya menurun sampai 80 mmHg pada keadaan normal dan disebut sebagai tekanan diastol. Selama jantung mengalami diastol, darah dari vena pulmonalis masuk ke dalam serambi kiri dan darah dari vena kava memasuki serambi kanan selanjutnya otot-otot serambi akan berkontraksi lagi setelah memperoleh impuls dari nodus S-A.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa selama satu denyut jantung, terjadi perubahan tekanan darah terhadap dinding aorta, pada orang dewasa dalam keadaan normal tekanan yang tertinggi, yaitu tekanan sistol besarnya kurang dari 120 mmHg dan tekanan diastol besarnya kurang dari 80 mmHg. Tekanan darah ini dapat diukur dengan tensimeter atau sphygmomanometer seperti yang tampak pada gambar di samping dan hasilnya biasa dituliskan sistol/diastol: 120/80 mmHg. Tekanan darah umumnya cenderung meningkat dengan bertambahnya umur, untuk orang dewasa dikatakan bertekanan darah tinggi (hipertensi) jika sistol/diastol melebihi 160/100 mmHg, dan hal ini dapat berakhir dengan pecahnya pembuluh darah di sekitar otak. Beberapa faktor yang memengaruhi besarnya tekanan darah, antara lain kekuatan kontraksi otot-otot bilik, volume darah keseluruhan, dan kekenyalan dinding arteri.
http://biologi-online.com/wp-content/uploads/2010/11/mercury_sphygmomanometer.jpgsphygmomanometer
Waktu yang diperlukan otot-otot jantung selama sistol dalam keadaan istirahat kurang lebih 0,27 detik dan diastol 0,53 detik sehingga satu denyut jantung memerlukan kira-kira 0,80 detik berarti frekuensi denyut  jantung dalam keadaan istirahat kurang lebih 70 sampai 75 kali per menit. Frekuensi denyut jantung ini dikendalikan oleh saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar